Jakarta - Anggota Komisi III DPR Fraksi PDIP Johan Budi dan Trimedya Panjaitan menyambut baik terkait capaian Polri yang berada di urutan teratas kedua lembaga dengan citra baik versi survei Litbang Kompas. Johan Budi awalnya menyebut capaian Polri ini karena responsif dengan kasus-kasus yang ditangani.
"Polri urutan kedua lebih banyak karena publik menganggap bahwa Polri responsif terhadap persoalan-persoalan dalam konteks penegakkan hukum, responsnya cepat. Memang banyak kasus yang muncul yang awalnya tidak diperhatikan, netizen lalu sampaikan itu, itu lalu responsnya cepat," kata Johan Budi saat dihubungi, Jumat (21/6/2024).
Mantan Jubir KPK ini lantas bicara beberapa kasus besar yang belakangan terjadi. Menurutnya, Kapolri bahkan ikut bicara terkait kasus-kasus itu.
"Ada beberapa kejadian yang kemudian Polri bisa menunjukkan sesuai harapan masyarakat dalam beberapa kasus, misal waktu kasus Sambo, itu publik begitu keras kepada Polri, lalu direspons oleh Kapolri dengan membentuk tim, lalu sekarang ada kasus Vina yang juga jadi perhatian publik, lalu Kapolri ikut juga bicara yang kemudian banyak netizen yang minta Polri untuk usut kembali. Itu dilakukan oleh Polri," ujar dia.
Lebih lanjut, Johan menilai publik tidak menilai kasus yang ditangani Polri selesai atau tidak selesai. Menurutnya, publik menginginkan kecepatan respons dari lembaga penegak hukum.
"Terlepas kasus selesai atau tidak, tapi responsnya itu yang buat publik anggap Polri berbenah menuju yang diharapkan. Menurut saya lebih kepada itu. Jadi karena responsif, publik anggap Polri bisa, ini bukan soal selesaikan kasus atau polisi tidak ada yang bobrok, bukan gitu, tapi responsif itu yang buat publik menjadi percaya, sehingga menempati urutan di atas. Bukan berarti polisi paling bersih, tapi lebih kepada Polri yang sekarang responsif terhadap keluhan publik," tutur dia.
Sementara itu, Trimedya mengaku terkejut dengan capaian Polri. Dia menyebut Polri bisa berada pada posisi saat ini karena selalu melakukan pembenahan.
"Sebenarnya agak surprise ya, karena saya pikir Kejaksaan yang naik, karena dari pengungkapan kasus kan Kejaksaan cukup spektakuler, banyak kasus besar yang diselesaikan, terutama kasus timah dan lain-lain, bahkan Achsanul Qosasih juga. Itu agak agak surprise aja, karena selama ini menduga yang paling tinggi adalah Kejaksaan, kalau kepolisian yang tinggi (saya) surprise," kata Trimedya saat dihubungi terpisah.
"Tapi memang kepolisian banyak melakukan pembenahan, terutama di bidang etalase, karena etalase polisi ada 2, lantas dan polisi, nah kemudian polmas, polisi masyarakat, itu banyak dilakukan pembenahan, dan Polri responsif terhadap apa yang disampaikan masyarakat apalagi kalau sudah viral muncul di media, dia langsung action. Nah artinya dia responsif lah atas masukan publik," lanjut dia.
Trimedya lantas bicara terkait peran Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Menurutnya, Jenderal Sigit sebagai penanggungjawab berperan besar atas perubahan citra Polri.
"Iya dong (berperan), dia kan penanggungjawab 560 ribu anggota Polri, seluruh Polda, dia penanggungjawab, tentu ada, yang harus dijaga Kapolri responsif, misal ada masukan masyarakat langsung ditindak lanjuti," ujar dia. ***